Drama kehancuran Nokia. ex-ruler
4:42 AM
0
Mari coba kita amati bersama pabrikan terkenal asal finladia ini.
Kini para petinggi Nokia tersebut mungkin layak gundah gulana mempertahankan posisi Nokia dipanggung industri ponsel global. Dibanyak negara, pangsa pasar Nokia jatuh bertumbangan . Dalam kategori Smartphone yang merupakan salah satu kategori terpenting, produk Nokia berguguran dihantam barisan produk kompetitor.
Dan mungkin ini fakta yang menyakitakan : dalam tiga tahun terakhir ini harga saham nokia turun 80% . Hey bung, 80 %..?! Ini sama saja artinya dengan Kehancuran. Para pelaku dan pengamat pasar terasa begitu galau dengan masa depan Nokia.
Whats wrong man..?! Bagaimana mungkin Nokia yang dulu begitu garang, kini seolah tak bertaring...
Tunggu dulu, jangan salah.. tentu saja Nokia belum hancur. Produknya masih tetap bisa bertahan. Di pasar Eropa Nokia masih menjadi market leader, meskipun kian terseok seok oleh kompetitornya.
Namun kondisi pasar di tanah air mungkin bisa menjadi bahan ilustrasi kita. Semenjak serangan Blackberryiers [Istilah yang saya buat utk pengguna Blackberry] seolah nokia seperti kehilangan Moment nya.
Coba kita amati, dipusat pusat perbelanjaaan ponsel, kini kita jarang menemukan neon sign bertuliskan Nokia. (Kecuali di graha Nokia loh..)
Disamping itu, sambutan masyarakat terhadap ponsel murah dengan fitur berlimpah ternyata sangat mengejutkan.
Mungkin Si raksasa Nokia tak mengira sebelumnya ponsel seperti Nexian, Cross, Beyond, Ti-phone dll itu ternyata dapat mengusik keperkasaanya.
Dari semua ini kita dapat mengambil sedikit pelajaran tentang ini.
Pertama, mampertahankan sangat sulit. Malah kadang mendapatkan lebih mudah dari pada mempertahankan.
Sang raksasa pun bisa dengan mudah ditumbangkan dengan kompetitornya yang dianggap sepele yang tidak mempengaruhinya.
Kejayaan yang bisa terus dipertahankan itu ternyata bukan diambil untuk diberikan dengan mudah
Maka dari itu kita harus memberikan applaus pada perusahaan perusahaan yang selama puluhan tahun tetap menjadi leader seperti Sepatu Bata, Teh Botol Sosro, Bank BRI, TV Sharp dll.
Pelajaran kedua adalah, Innovator Dilemma.
Sedikit pengertian tentang Innovator Dilemma adalah para pelaku bisnis atau pelaku pasar yang merasa ragu melakukan inovasi pada produknya, lantaran takut produk inovasi nya menumbangkan produk utama nya yang masih laku dipasaran.
Dan memang, tidak dipungkiri dilema itu kerap datang. Dulu Gudang Garam dan Djarum takut melakukan inovasi rokok mild lantaran takut menghantam balik produk utamanya, Akhirnya Sampoerna datang. Dulu GM ragu mengembangkan mobil ukuran kecil lantaran takut justru akan “meng-kanibal” produk utamanya (akhirnya Toyota yang menang) Dulu Honda ragu melakukan inovasi motor skutik (Akhirnya Yamaha datang dengan Mio nya, Untung Honda segera mengejar balik )
Dan kini itu dialami Nokia yang ragu melakukan kolaborasi open source guna mengembangkan aplikasi smartphone lantaran dihantui ketakutan akan Symbian sebagai produk utamanya akan kehilangan pasar (dan akhirnya Android yang menyikatnya)
Innovator Dilemma sebenarnya terjadi bukan karna para pelaku pasar tidak bisa melihat arus pasar. Bahkan juga bukan karna mereka tak mampu melakukan inovasi. Sesungguhnya mereka tau persis arah arus pasar, dan sangat paham dalam melakukan inovasi. Cuma mereka “takut” melakukanya karna dihantui kekawatiran kalau hasilnya malah akan merobohkan produk utamanya yang masih laris manis dipasaran.
Sudah seharusnya para pelaku pasar menjadi Kompetitor yang Sigap, dengan segera mengambil kesempatan lalu meninggalkan sang Penguasa pasar saat itu terpelanting kepinggir arena.
Mungkin itu sedikit pelajaran yang ringkas namun penting yang bisa sama sama kita petik dari panggung drama terseok nya Nokia. Semoga para petinggi Nokia dapat mengambil solusi yang pas untuk ini.
Sebab jika tidak, suatu hari kelak anak cucu kita mungkin akan mengenal ponsel Nokia hanya dari museum atau buku sejarah.